REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa tragedi ambruknya bangunan mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo yang terjadi pada Senin (29/9/2025), lalu, merupakan bencana dengan jumlah korban jiwa terbesar sepanjang yang pernah terjadi tahun 2025.
Hingga hari kedelapan operasi pencarian, total korban tercatat sebanyak 158 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 104 orang dinyatakan selamat, sementara 54 orang meninggal dunia termasuk 5 penemuan body part, dan 13 orang masih dalam pencarian.
Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan mengatakan skala korban jiwa dalam insiden ini jauh lebih besar dibandingkan berbagai bencana lain yang terjadi di tahun yang sama.
"Korban ini di sepanjang tahun 2025 adalah korban yang cukup besar menurut BNPB, karena dari bencana-bencana alam yang terjadi, baik gempa bumi yang tercatat, bencana termasuk banjir bandang di Bali, semuanya korbannya hanya sedikit. Ini adalah korbannya cukup banyak," kata Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, dalam konferensi pers pada Senin (6/10/2025) pagi.
Target Evakuasi Tuntas Hari Ini
Budi memastikan proses evakuasi akan terus dilakukan oleh gabungan tim Basarnas, Kodim, dan relawan. Target penyelesaian pencarian korban akan dilakukan pada hari ini hingga pukul 00.00 WIB nanti malam.
"Diperkirakan tinggal 13 korban yang akan kita cari di lokasi runtuhnya mushala di pondok pesantren Sidoarjo ini," ucapnya.
"Kami menargetkan dari BNPB, hari ini kita akan selesaikan pencarian korban, dari Basarnas maupun dari pihak Kodim sudah mengatur schedule," ungkapnya menambahkan.
Budi kembali menegaskan bahwa seluruh langkah evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan didukung teknologi serta peralatan berat. Kendala berarti tidak ditemukan sejauh ini. BNPB bersama seluruh instansi t...