Hati-Hati Efek 'Balas Dendam' Makan Usai Ramadan

Jakarta -

Ramadan usai, saatnya membalas 'dendam'. Keinginan untuk mengonsumsi banyak makanan usai ramadan merupakan hal yang umum dilakukan bagi sebagian masyarakat. Apalagi, sajian-sajian kuliner khas Idul Fitri terasa lebih istimewa saat disantap bersama keluarga. Namun, hal ini dapat memberi pengaruh buruk terhadap kesehatan apabila tidak diperhatikan dengan seksama. Mengonsumsi makanan tidak pada waktu-waktu biasa dapat diindikasikan sebagai bentuk perubahan pola makan.

Sayangnya, tidak banyak yang memahami jika perubahan pola makan secara drastis ini dapat memberi efek yang sangat berbahaya bagi tubuh. Apalagi, perubahan pola makan ini tidak disertai dengan asupan gizi yang seimbang. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pemicu munculnya potensi kanker usus besar.

Mengutip detikHealth, risiko kanker usus besar atau kanker kolorektal meningkat di karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pola makan yang kekurangan kalsium. Dalam beberapa jurnal kesehatan, faktor ini merupakan penyebab tertinggi penyebab kanker usus besar.

Sementara itu, menikmati hari raya Idul Fitri tidak lengkap bila tidak menyantap sajian khasnya seperti kue hingga masakan mulai dari ketupat opor dan semur daging. Banyaknya variasi makanan mendorong masyarakat untuk mengonsumsinya secara berlebihan, dibandingkan dengan pola makan saat masa puasa. Bukan hanya membuat perut 'kaget', konsumsi makanan berlemak dengan jumlah besar dalam waktu singkat dapat meningkatkan kadar lipid atau lemak dalam tubuh.

Merangkum detikHealth, ada masalah lain yang mengancam dengan konsumsi makanan berlebih. Selain peningkatan kandungan lemak, darah tinggi juga perlu diperhatikan bagi masyarakat yang terlalu banyak mengonsumsi daging merah. ...