Oleh: Nanang Sumanang, Pensiunan Guru
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sambil santai menunggu tidur malam, badan terasa lelah setelah berolah raga sore tadi, seorang teman mengirimkan video suasana Haul ke 114 Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi di Solo. Sebuah peringatan tahunan wafatnya seorang ulama yang sangat luas ilmunya, rendah hati dan bijaksana. Terlihat suasananya sangat khidmat walaupun banyak dikunjungi oleh yang masyarakat serta alim ulama.
Selintas kemudian berkelebat kenangan waktu kecil, dahulu, ketika masih tinggal di daerah Cawang Kapling, Jakarta Timur. Saya bersama teman teman suka sekali mendatangi peringatan hari hari besar agama Islam dan peringatan Haul yang biasa dilaksanakan di masjid, mushala dan majelis taklim. Waktu itu, kami tidak pernah mempermasalahkan mutiara hikmah yang disampaikan oleh para penceramah, yang kami tahu bahwa kami akan mendapatkan berkah karena mencium tangan para orang tua dam alim ulama, serta merupakan ajang bagi kami memperbaiki asupan gizi kami.
Setiap peringatan hari besar Islam maupun haul, sudah dipastikan akan ada makanan nasi bersama lauk pauknya yang enak. Biasanya makanan tersebut ditaruh di sebuah nampan/ loyang, dan kami mengitarinya berempat atau berlima orang, terkadang kami berebutan. Kegiatan peringatan hari besar Islam, terutama Maulid dan Haul akan menjadi sangat istimewa kalau yang mengadakan peringatan adalah Habaib. Sudah bisa dipastikan menunya adalah nasi Kebuli dengan aroma rempah yang sangat kuat, juga potongan daging kambingnya yang besar besar. Tempat yang biasanya kami datangi adalah Majelis Taklim Habib Salim Jindan di Gang Ayub, di sebelah Gelanggang Remaja Jakarta Timur, dan Majelis Taklim Ali al-Habsyi Kwitang.
Ustadz saya dulu pernah mengatak...