REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas, menilai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) untuk Perdamaian Gaza yang digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir, tidak akan menghasilkan solusi nyata bagi rakyat Palestina. Ia menyebut forum internasional tersebut sarat kepentingan politik Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
KTT yang digelar pada Senin (13/10/2025) itu dihadiri sejumlah pemimpin dunia di antaranya Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi, Sekjen PBB Antonio Guterres, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Namun, partisipasi Israel dalam forum tersebut belum dikonfirmasi sementara Hamas telah menyatakan tidak akan hadir.
Menurut Anwar Abbas, komposisi peserta menunjukkan sejak awal bahwa konferensi ini tidak berpihak pada perjuangan kemerdekaan Palestina.
“Dari peserta yang hadir sudah dapat diperkirakan bahwa KTT tidak akan bisa menghasilkan kesepakatan yang maksimal yang menjamin bagi terciptanya perdamaian di Gaza, karena Donald Trump sebagai pimpinan konprensi adalah pihak yang tidak mendukung berdirinya negara Palestina,” ujar Anwar Abbas dalam pernyataan tertulisnya, Senin (13/10/2025).
Ia menilai KTT ini hanya alat geopolitik AS untuk memperkuat aliansinya dengan negara-negara Eropa Barat dalam membela kepentingan Israel.
“Jadi KTT ini jelas hanya akan diperalat oleh Amerika untuk memperkuat kembali aliansinya dengan negara-negara Eropa Barat bagi membela kepentingan Israel,” ucap Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan ini.
Anwar Abbas juga menduga AS tengah mendorong skenario "strategi antara" terhadap Gaza, yakni pembe...