Jakarta -
Ftalat, bahan kimia sintetis yang digunakan dalam produk sehari-hari untuk kemasan makanan, perawatan pribadi, mainan, dan lainnya, dikaitkan dengan perkembangan neurologis abnormal pada bayi.
Para ilmuwan menemukan jalur biologis yang menjelaskan bagaimana fenomena ini dapat terjadi. Ada paparan ftalat terkait dengan perubahan metabolisme neurotransmitter dan asam amino yang berperan dalam pematangan otak.
Studi yang diterbitkan di Nature Communications pada Rabu, merupakan riset pertama yang menggunakan metabolomik tak bertarget, serta studi tentang semua molekul kecil atau metabolit dalam sistem biologis, untuk menghubungkan paparan ftalat ibu dengan metabolit bayi baru lahir. "Dan metabolit tersebut dengan perkembangan neurologis," demikian penjelasan penulis senior penelitian Dr Donghai Liang.
"Ini merupakan langkah maju yang penting dalam memahami bagaimana paparan bahan kimia prenatal membentuk perkembangan bayi pada tingkat molekuler," imbuh Liang, profesor madya kesehatan lingkungan di Sekolah Kesehatan Masyarakat Rollins Universitas Emory di Atlanta.
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920-an, ftalat digunakan untuk membuat plastik lebih lembut dan lebih fleksibel, terutama dalam produk polivinil klorida (PVC) seperti lantai vinyl, peralatan medis, mainan anak-anak, kemasan makanan, atau tirai kamar mandi. Bahan kimia tersebut juga membantu melumasi zat dan membawa wewangian dalam berbagai produk perawatan pribadi termasuk deodoran, cat kuku, parfum, gel rambut, semprotan atau sampo, sabun, dan lotion tubuh.
Ftalat juga dinilai menjadi pengganggu endokrin yang telah dikaitkan dengan kelahiran prematur, kelainan genital bayi, obesitas anak, asma, kanker, masalah kardiovaskular, dan jumlah sperma serta testosteron rendah pada pria.
"Kami melakukan penelitian ini karena ftalat ada di mana-mana dalam kehidupan kita sehari-ha...