Sawah yang Dulu Kering, Kini Panen Sepanjang Tahun Berkat Energi Surya

REPUBLIKA.CO.ID, KALIJARAN — Desa Kalijaran di Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, kini menjadi contoh bagaimana energi bersih bisa mendorong ketahanan pangan. Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mengubah lahan tadah hujan yang dulu hanya bisa ditanami saat musim hujan menjadi lahan produktif sepanjang tahun.

Program ini lahir dari inisiatif PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit IV Cilacap melalui Kalijaran Mapan. Fokusnya pada pemberdayaan petani, pemanfaatan energi terbarukan, teknologi pertanian modern, serta pengelolaan lahan berkelanjutan. Dampaknya langsung terasa bagi petani yang selama ini kesulitan menjaga produksi saat musim kemarau.

“Sebelumnya kita punya sawah lahan tadah hujan. Yang tadinya kalau hujan bisa tanam. Tapi kalau saat musim kemarau, kita tak bisa tanam,” kata Ketua Gapoktan Margo Sugih Priyatno, Kamis (28/8/2025).

Petani sempat mencoba pompa air berbahan bakar minyak, namun biaya operasionalnya terlalu tinggi. “Pompa  sangat mahal. BBM-nya berapa, sekarang pertamax berapa, mahal banget. Bagi saya mahal. Di samping mahalnya itu, juga menimbulkan polusi,” ujar Priyatno.

Terobosan datang melalui pompa air tenaga surya. Panel surya portabel dipasang di dataran tinggi untuk menggerakkan pompa, sehingga pasokan air stabil. “Akhirnya kita sama Pertamina berpikir, bagaimana kita punya energi, tapi tidak ada polusi? Akhirnya ketemulah, yaitu pembangkit listrik tenaga surya,” jelas Priyatno.

Sejak itu, petani bisa menanam tanpa terikat musim. “Sekarang kondisinya kita bisa tanam kapan saja, bisa sekarang bebas. Mau tanam padi bisa, mau tanam hortikultura juga bisa,” katanya.

Produktivitas meningkat drastis. Beberapa jenis sayuran seperti kangkung dan pakcoy bisa dipanen setiap...