REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dunia Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan global, terbukti dengan berdirinya tiga perpustakaan besar. Di antaranya Bayt al-Hikmah di Baghdad, Perpustakaan Fatimiyah di Kairo, dan Al-Qarawiyyan di Fez. Ketiganya bukan hanya tempat penyimpanan buku, tapi juga simbol kejayaan intelektual yang melahirkan ilmuwan lintas agama, memperkaya ilmu pengetahuan, dan membentuk peradaban dunia.
Ada tiga perpustakaan besar di Dunia Muslim. Di antaranya perpustakaan Abbasiyah yang disebut Rumah Kebijaksanaan di Baghdad, perpustakaan Khalifah Fatimiyah di Kairo, dan perpustakaan Kekhalifahan Umayyah di Kordoba.
Sejak abad ke-9, lebih banyak perpustakaan yang mengoleksi buku-buku ilmu pasti atau sains. Pada masa itu mulai banyak perpustakaan milik pribadi dan umum. Sementara perpustakaan lainnya dibangun oleh Khalifah, Emir (gubernur), Sultan, dan Wazir (penasihat/ menteri).
Contohnya di Abbasid Mosul ada sebuah perpustakaan besar bernama Khizanat al-Kutub. Selain itu ada perpustakaan milik pedagang tekstil yang kaya bernama Ali b. Muhammad al-Bazzaz (942 M). Konon dia memiliki Bayt al-'ilm sebagai rumah sains atau ilmu pengetahuan, dikutip dari laman Muslim Heritage.
Pada abad ke-10 banyak bermunculan perpustakaan dan sekolah yang didirikan di Basra, Isfahan, Nishapur, Rayy, Damaskus, dan Kairo. Beberapa buku di perpustakaan yang mirip didaftarkan oleh Ibn al-Nadim dalam kompilasi bibliografinya Kitab al-Fihrist. Juga didaftarkan dalam biografi para ilmuwan dan filsuf Ibn al-Qifti, Ta'rikh al-Hukama, dan Ibnu Abi Usaybiyah Uyun al-Anba fi-Tabaqat al-Atibba untuk Muslim Spanyol oleh Tabaqat al-Atibba Ibn Juljul 'wa'l-Hukama'.
Karya-karya tersebut memberikan informasi biografis dan bibliografi tentang ilmuwan dan filsuf Muslim dari semua latar belakang etnis hingga abad ...