Jakarta -
Defisit kalori sering dianggap sebagai metode utama untuk menurunkan berat badan. Cara ini dilakukan dengan mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas sehari-hari.
Namun, pendekatan ini tidak selalu efektif bagi semua orang. Berbagai faktor seperti usia, tingkat aktivitas fisik, komposisi tubuh, dan laju metabolisme individu dapat mempengaruhi keberhasilan program penurunan berat badan.
Dikutip dari The Sun, ahli gizi Sophie Trotman menjelaskan beberapa faktor dapat memperlambat penurunan berat badan, termasuk konsumsi kalori 'tersembunyi atau tidak disadari, gaya hidup yang kurang mendukung, serta berkaitan dengan metabolisme.
1. Kalori 'Tersembunyi'
Beberapa orang mungkin masih mengabaikan asupan kalori yang berasal dari saus, minuman, atau bahkan camilan sehat. Meskipun jumlahnya tampak kecil, konsumsi berlebihan dapat mengganggu efektivitas defisit kalori dan menghambat proses penurunan berat badan.
"Agar tetap pada jalur yang benar, gunakan buku harian makanan atau aplikasi untuk mencatat semuanya, termasuk bumbu dan minuman, sehingga tidak ada kalori yang tidak diperhatikan," ujar Sophie.
2. Salah Perhitungan Porsi
Ukuran porsi bisa menipu. Makanan yang tampak sedikit belum tentu rendah kalori. Kesalahan dalam memperkirakan jumlah kalori dapat mengacaukan defisit kalori dan menghambat penurunan berat badan.
"Atasi hal ini dengan menggunakan alat ukur atau timbangan digital untuk menjaga porsi Anda tetap akurat. Atau pertimbangkan layanan persiapan makanan siap saji untuk membantu Anda mencapai sasaran kalori dengan lebih efektif," jelasnya.
Sophie menjelaskan proses metabolisme dapat melambat seiring waktu, khususnya pada orang yang menjalani defisit kalori. Studi menunjukkan bahwa seseorang yang berat bad...